Anakku...
Ibu tak pernah lupa, betapa hangatnya masa-masa kau dalam
pelukku dulu.
Napasmu begitu harum, pipimu begitu lembut, dan entah berapa
juta kali sudah ibu mencium pipimu kala itu.
...kini ibu ingin mengulang kala itu, ibu rindu, rindu kala
kita selalu bersama.
Masihkah kau ingat kala kita sedang di dapur bersama? Kita sedang
memasak sayur kesukaan kita. kita punya selera memang sederhana, resep
sederhana, dan kita mendapatkannya dengan cara sederhana pula. Ingatkan, di
kebun belakang rumah kita? Di sana ada sebatang pohon pepaya yang tumbuh dengan
buahnya yang lebat. Buah itu kesukaan ibu, kesukaanmu juga.
Ibu hampir tak bisa lupa kala melihat tingkahmu saat
membantu ibu memasak sayur oseng pepaya, kau yang meng-oseng2 bumbunya kala ibu
sedang menumis, ibu bilang jangan, nanti kena panas. Tapi kau tak pernah takut,
malah laju ngambek jika ibu terus melarangmu.
Anakku, tak ada yang special di menu kita, tapi kebersamaan
waktu itu cukup sudah melengkapi segala rasa. Ibu sering tersenyum sendirian
kala mengingatnya, kita punya kesukaan yang sama, punya selera yang sama, dan punya
sifat yang sama ; sama-sama ngeyelnya. =D
Anakku, ibu tahu. Betapa hancurnya hatimu ketika tak lagi
kau temukan ibu di sisimu, ibu sudah dapat membayangkan seperti apa duniamu
kala itu, menangis, meraung, dan kebingungan mencari ibu.
Anakku, Ibupun juga sedih meninggalkanmu. Kala itu kau masih
kecil, yang kau tahu ibulah kekasih setiamu yang selalu memelukmu. Tapi ibu
berubah menjadi orang yang jahat yang meninggalkanmu begitu saja. Maafin ibu
ya, Nak. ibu memang jahat, jahat kerana telah meninggalkanmu. Tapi ibu janji.
ibu akan membahagiakanmu kelak. Bilang pada ibu, Nak. Kamu rindukan dengan
resep masakan ala sederhana kita? Ia itu tumis pepaya muda yang di masak pakai
bumbu suka cita? Kita akan memasaknya lagih nanti. Dan kita akan memasaknya
dengan resep yang lebih special lagih.
Anakku, kini empat tahun sudah kita berpisah, ibu selalu
membayangkan seberapa besar dirimu dalam pelukku nanti? Ibu selalu membayangkan
itu. Tak cukup rasanya hanya mengira2 berapa tinggi badan, berat badan walau
pun ibu sudah tahu itu.
Hehehe.., ibu tersenyum sendirian, kala ibu ingat. Waktu itu
kau mulai suka mandi sendiri, gosok gigi sendiri, dan cuci muka sendiri. Kau tahu
apa yang kau lakukan? Kau menipu ibu. Saat menggosok gigi kau membelakangi ibu,
dan kulihat kepalamu geleng-geleng disana, kukira kau sedang menggosok gigi ,
tapi setelah ibu periksa kok ngga ada bekasnya? Ah, ternyata kau Cuma geleng-geleng
doang! Dan lagi, ketika kau mandi, kau tutup rapat pintu kamar mandi, dengan
galak kau usir ibu yang sedang ingin memandikanmu. kau bilang, `Aku bisa mandi
sembiri, Mak! Tapi setelah ibu intip ternyata yang dimandiin Cuma perutnya
saja, dan begitupun saat cuci muka, yang di sabun Cuma pipinya saja.
Eit..! Tenang, Nak. Ibu tak marah kok dicurangin, bagi ibu
anak ibu tetep yang nomor satu, karena umur 3 tahun sudah bisa mandi sembiri
=D.
Kau tahu, Nak. Di luaran sana, masih banyak anak-anak yang
tak tahu cara mandi, cuci muka atau gosok gigi. Kebanyakan mereka adalah anak
yang manja, sebagian pula mereka memang tak mendapatkan itu. Nak, kita termasuk
orang yang paling beruntung di dunia ini.
Nak, kau tahu? Ibu punya segudang cerita yang akan ibu
ceritakan padamu. Agar kau tahu, bahwa hidup di dunia ini kita tidak bisa
berhenti untuk terus belajar. Karena kehidupan dan keadaan selalu saja ber-ubah.
Anakku, kau harus tahu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar