ROMANSA RAMADHAN
Ketika
dunia hanya kembali kepada kiblat dan rapatnya shaf-shaf. Larut dalam
samudera al-fatihah dan zikir yang mengapi. Aku menunggumu di tepian
yang berdenging. O, kedatangan yang agung
Rinduku
menderu di padang-padang sembahyang. Memadahkan kabar dari jauh. Pintu
ke pintu, mengakbarkan doa-doa. Manusiaku makin sunyi. Sunyi yang
berdiri
O, Ramadhan. Adalah kau penimba airmata, penumbuk luka-luka
Selalu, percintaan kita seperti terhampar di seserpih waktu, sedang aku hanya berdiri di sejengkal pijakan
Basmallah
berdarah. Melaut sujud-sujud panjangku, mengakrabkan rindu pada
kembang-kembang firdausi. Kau kembali ke dalam aku, menjadi ruh yang
memutakhir
Kau aku, tunggal. Kau aku, sebuah nafas
O, Ramadhan. Betapa romansamu begitu agung
02-03 Juli 2011
Lauh Sutan Kusnandar